Kalo kepala manusia itu layaknya reaktor nuklir dan hati manusia itu kipas pendinginnya, mungkin aku udah meledak sejak dulu kali yak. Kepala ama hati udah gak bisa sinkron lagi. Hati udah panas banget udah gak sanggup meredam gelegak reaktor di kepala. Daripada aku sakit hati sia-sia ya jalan keluarnya aku melupakan mereka seolah-olah mereka gak ada. Gak dianggep itu mungkin udah bawaan lahir aku. Ini hampir kayak empat tahun lalu waktu awal-awal blog ini dibuat, sebagai pelarian dari ketidaknampakan. Mungkin yang salah itu emang aku, mau dibenerin juga aku gak tau harus darimana, mungkin aku terlalu ignorant untuk membenahi diri untuk menyadari kesalahan sendiri. Mungkin aku terlalu selfcenter yang menuntut orang-orang berputar mengelilingi aku, gak aku bukan pencari perhatian, aku cenderung menghindar jadi pusat perhatian. Atau mungkin aku cuma datang dan bergabung di saat yang kurang tepat. Kenapa aku masih bertahan? Aku dah bosen banget sama kalimat itu, udah berulang-ulang-ulang-ulang terucap tapi gak ada perubahan. Mungkin belajar jadi "penghibur" itu perlu, layakya Daud yang selalu dicariin Saul buat menenangkan dia saat Saul lagi gelisah karena Daud pinter nyanyi dan maen musik. Pinter menghibur. Pinter menyenangkan hati orang lain even saat hati dan kepala kayak dua kutub magnet
Rabu, 29 April 2015
Kamis, 02 April 2015
Feeling so Blue
I saw your face almost 2 weeks ago, when I was being so rushy and busy for meetings. You and your brother-like-boss asked me to had lunch together which I refused. I already regret it the time I said no. Then the next day I got broken heart when a friend told me that you flew to the capitol for a "heart-bussines" thing. Well, would somebody tell me is there any other meaning of that words? Nope. That was the sign that I need to let you go. You already have someone else.
Today, I saw you again. I thought that I would be okay. Yes I'm okay when you were around, when you leave there is hole in my tummy.
I.Can't.Stop.Thinking.Of.You.
I'm planing about escape for this long weekend. Back to my "hometown", a place where I always feel like home. You weren't there, well, I wasn't thinking of you when I was there. I can manage my head and my heart for almost 2 weeks. Almost. Because while I'm writing this, it's April 15 right now, and you've came and poped-up in this place twice or three time since then, I'm start thinking of you again.
Today, I saw you again. I thought that I would be okay. Yes I'm okay when you were around, when you leave there is hole in my tummy.
I.Can't.Stop.Thinking.Of.You.
I'm planing about escape for this long weekend. Back to my "hometown", a place where I always feel like home. You weren't there, well, I wasn't thinking of you when I was there. I can manage my head and my heart for almost 2 weeks. Almost. Because while I'm writing this, it's April 15 right now, and you've came and poped-up in this place twice or three time since then, I'm start thinking of you again.
Sabtu, 28 Maret 2015
Diam-diam
Semua
ini berawal dari sebuah nama. Nama dia yang gak asing menggali jauh ke dalam
memori masa kecilku tentang salah satu tokoh dalam buku detektif cilik favoritku. Lima Sekawan. Yapp!! Aku juga
bertanya-tanya sendiri setiap nama itu terlintas di benakku, kenapa selalu
kepikiran dia. Orang itu punya nama yang sama dengan si tokoh detektif ditambah
lagi cerita hebat temen-temen tentang dia makin nambah rasa penasaran aku ke
dia. Kami bukan temen deket, hampir gak pernah komunikasi, meskipun kerja di
instansi yang sama namun gak satu gedung bahkan beda kota. Waktu aku cuti
sekolah selama 2,5 tahun yang otomatis kembali ke jogja lagi, selama itu aku
gak pernah ngeliat sosoknya. Bahkan mungkin kalo aja aku ketemu dia di jalan
aku gak bakal nyadar dia orangnya. 2,5 tahun adalah waktu yang panjang untuk
mengeluarkan seseorang apalagi yang nyaris asing dari dalam kepalaku. Sayangnya
itu gak berhasil. Biasanya kan perasaan suka diam-diam ke orang akan bertahan
selama si pelaku sering ngeliat orang yang di taksir. Di aku, meskipun gak
pernah ketemu tapi tetep aja kepikiran. Ini aneh banget. Aku bukan pemain baru
dalam lakon suka diam-diam. Udah kejadian beberapa kali, dan teratasi dengan
sendirinya bahkan tanpa aku sadari rasa suka itu udah gak ada. Bisa terjadi
karena emang aku salah orang, dia udah punya orang lain ato gak pernah ketemu
lagi ato apalah. Nah, kasus yang satu ini, mungkin udah terjadi 3,5 tahun atao
hampir 4 tahun, aku juga gak inget persisnya kapan dia mulai sliwar sliwir di
pikiranku. Mungkin awalnya penasaran yang gak terjawab, kemudian kepikiran
berkelanjutan nyari-nyari jawabannya sendiri, sampai akhirnya jadi suka
diam-diam, beralih jadi patah hati diam-diam, dan bertahan jadi kebiasaan memikirkan
dia.
Aku cerita soal ini ke seorang temen di jogja, dan dia ngomong kalo
aku cuma penasaran sama si lelaki ini, aku gak yakin soal itu, dulu emang iya
aku penasaran, tapi sekarang adanya aku malah naruh hati ke dia. Kog aku bisa
bilang gitu? Karena rasanya gak nyaman kalo kami ketemu di kantor yang sama dan
orang-orang mulai godain aku sama dia. Seandainya aku gak ada rasa apa-apa,
becandaan orang-orang itu bakal aku tambah-tambahin, nyatanya aku malah
mengkeret kalo namanya mulai disebutin.
Aku
pernah nemu kalimat yang nyesek banget di postingan sosmed orang yang bunyinya “setinggi
apapun standarmu akan calon pasanganmu akan kalah ketika kamu jatuh cinta tanpa
alasan" Well, mungkin ini aku, mungkin juga belum sampe tahap jatuh cinta, mungkin
aku bertahan dengan suka diam-diam karena ada hal-hal lain. Entahlah. Aku gak
pernah punya standar khusus untuk calon pasangan. Aku gak pernah menerapkan
standar tinggi yang harus dimiliki seseorang, asal dia bisa bikin aku nyaman
maka aku akan ngikutin dia dengan sendirinya. Sayangnya, rasa sukaku ke dia
malah bikin aku gak nyaman untuk berinteraksi dengan dia, ditambah lagi terus-terusan
digodain sama temen-temen di kantor. Minggu lalu aku udah patah hati karena
suka diam-diam ini, dan yang terlintas dalam benakku saat itu adalah “Bentar lagi
aku pasti bisa berhenti mikirin dia”, karena kejadian-kejadian sebelumnya rasa
seperti itu akan hilang setelah patah hati. Nyatanya malah makin akut. Sebelom
tidur, saat mata baru kebuka dikit, pas nglilir malem-malem, lagi konsen kerja,
lagi asik main, eeehhh dia malah nongol di kepala. Kemana perginya segala
logika 2+2=4 itu pergi??!! Kadang aku heran sendiri, aku ini kenapa sie. Ini belum
pernah kejadian bisa suka diam-diam sampe lama banget.
Aku
memutuskan untuk nyeritain ini di blog setelah bertahun-tahun disimpen sendiri untuk alasan memperoleh kelepasan. Lepas
dari penat. Setelah aku cerita ke orang soal kekoyolan ini, rasanya agak
ringan, berharap saat aku ngetik ini aku bisa lupa soal dia (batinku memberontak
seketika). Iya, tau, tau, mau kelepasan yang paling lega ya ngomong langsung ke
orangnya “aku nyimpen perasaan ke kamu”. Well, aku terlalu pengecut untuk itu,
aku gak punya nyali, takut di tolak, takut diketawain, takut orang banyak tau
karena kami kerja di lingkungan yang sama. Digodain dengan dia aja aku udah
kebat-kebit, apalagi kalo orang-orang tau diam-diam aku suka. Alasan terbesar aku nyimpen ini dalem-dalem adalah, kami sekantor, aku pengen dunia yang sedikit berbeda dengan yang sehari-hari
aku jalani, karena role modelku tentang pasangan sukses biasanya berasal dari
dua orang dengan latar belakang yang berbeda (batinku memberontak lagi). Dan,
dia pun mungkin seperti itu, entahlah, aku gak tau dan gak akan tau. Hahh?? Pasangan? Mulai meracau. Dia gak tau soal ini dan gak akan tau, kalo dia sampe tau juga kenapa. So, gak ada yang namanya pasangan. Ngelamunnya kejauhan.
Jumat, 27 Maret 2015
Horrible English
Rain and wind bring the chill as water doplets drop to the glass door. I watch them from the point I sat day and night. Sometimes someone comes through that door, distracts my daydream, makes the curtains swing.
Ok, stop!! I can't write any single poem. So lets just start blogging, actually I don't feel like writing something today. Just open my blog and thought I did't wrote anything since been long. I realize my english grows bad, they turn out so much horrible to hear. Maybe they will disappear someday. I accustomed myself to be more english-er even with horrible funny stupid english.
Okay, I'm sorry I lost the feeling, I have to go, maybe I'll be back later.
Senin, 05 Januari 2015
2015
So, almost 3 months I did not catch up with this guy (this blog I mean), what did I skipped?? Aside from still waiting for a piece of paper or two things that send me away to another strange place, I'm still here. Almost jobless for new year. Yeah yes!! I was home for christmas this year I mean last year because it is new year already. Well, what would I say is, I didn't got the feeling of Christmas Eve like it was 15 or 20 years ago. 2014 is marked as 10 years I had been away from home. Then all the feelings stay on my mind are feelings when I was young. Mom's cooking, the yard, home's scent, home's layout. Because most of them are different now. My little sisters are not little anymore. They are fine young ladies. Beauty, mature even more than me, and wise. I'm just too long away from home. Time has changed almost everything.
Here is 2015 and people are writing and obsessed for new year's resolutions. I have stopped writing new year resolution's list for years since. They didn't work for me. Or I don't get warm in it. Whatever! Then when last new year's eve, as I walked in the rent house from spending NYE with friends, a thought came across my mind. I need to, I have to, marry this year. 2015. Amen. But who is the guy? I dont know. He must be Godly man and loves me to the moon and He could makes me teribbly in love to him too. My Gooooooodd.. All my friends are getting married lately. Plissss God, let me marry this year, Ok?? I've been saying this prayer almost a year already, a prayer that this year I may met the guy and step into marriage. Amen.
Langganan:
Postingan (Atom)